Ada sejumlah makanan yang berbahaya bagi kesehatan dan perlu mendapat perhatian.
Dilansir dari Institut Keamanan Makanan Kanada, ada sejumlah makanan di seluruh dunia yang membutuhkan perhatian dan ketelitian ekstra selama persiapan untuk menghindari penyakit parah atau kematian.
Anda mungkin pernah mendengar tentang ikan buntal yang harus disiapkan dengan tepat jika tidak ingin sesak napas seketika.
Tetapi, ada banyak makanan yang dapat membunuh jika tidak disiapkan dengan benar, mulai dari ikan buntal hingga kacang merah.
Berikut delapan makanan paling berbahaya di dunia.
Ikan buntalIkan buntal dan hidangan yang dibuat darinya bisa sangat beracun.
Ovarium, usus, dan hatinya mengandung tetrodotoksin, neurotoksin hingga 1.200 kali lebih mematikan daripada sianida.
Dosis tetrodotoksin yang mematikan lebih kecil dari kepala peniti dan seekor ikan memiliki racun yang cukup untuk membunuh 30 orang.
Jika disiapkan secara keliru, maka ikan ini dapat melumpuhkan saraf motorik dan menyebabkan henti napas yang fatal.
Bahkan, koki di Jepang harus menjalani pelatihan bertahun-tahun untuk mendapatkan lisensi menyiapkan ikan buntal.
Diketahui, banyak orang meninggal setiap tahun karena ikan yang tidak disiapkan dengan benar.
Buah Ackee Buah asal Jamaika yang lezat tapi berbahaya.
Ackee mentah mengandung racun yang disebut hipoglisin sehingga buah harus benar-benar matang dan dibiarkan terbuka secara alami di pohon agar aman dikonsumsi.
Sambungan pada bagian luar buah akan terbelah lebar saat siap dipetik.
Jangan pernah membuka buah sendiri (harus terbuka sendiri) dan hanya makan daging buah berwarna krem di sekitar bijinya.
Hindari makan daging merah muda atau biji hitam karena sangat beracun.
Makan buah ackee yang tidak tepat dapat menyebabkan keracunan serius, dijuluki Sindrom Muntah Jamaika, yang dapat menyebabkan koma hingga kematian.
Sannakji Hidangan Korea ini adalah tentakel bayi gurita hidup yang dipotong-potong, dibumbui, dan disajikan segera.
Bantalan isap pada tentakel akan tetap melekat, bahkan setelah tentakel terputus.
Jadi, Anda harus mengunyah tentakel sebelum menempel di langit-langit mulut.
Jika tidak, tentakel dapat menempel di mulut dan tenggorokan yang bisa menyebabkan tersedak sampai mati.
Menurut Food & Wine, enam orang tersedak dan mati karena makan atau mencoba makan sannakji setiap tahun.
Hákarl Hidangan tradisional Islandia ini adalah daging hiu Greenland yang diawetkan dan digantung hingga kering selama 3-5 bulan.
Proses ini diperlukan untuk menetralkan kadar urea dan trimetilamin oksida yang tinggi dalam daging hiu.
Hiu Greenland tidak memiliki saluran kemih sehingga limbah dan racun disaring melalui kulit dan daging.
Bagi hiu, campuran senyawa ini bertindak sebagai antibeku alami untuk melindunginya dari perairan Arktik yang dingin.
Namun, bahan kimianya sangat pekat sehingga hanya dengan beberapa gigitan daging segar yang tidak diawetkan sudah cukup untuk menyebabkan gejala keracunan yang parah pada manusia.
Gangguan usus, efek neurologis, kejang, dan bahkan kematian dapat terjadi jika dimakan dalam jumlah yang berlebihan.
Singkong Tanaman akar tropis yang mirip talas dan ubi, sering digunakan untuk membuat tapioka, kue, dan keripik.
Tetapi, daun dan akarnya dapat menghasilkan sianida yang mematikan.
Untuk mencegah keracunan, singkong harus dimasak dengan benar sebelum disajikan.
Singkong diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu manis dan pahit.
Singkong manis, yang mengandung glikosida sianogenik tingkat rendah (50mg/kg), hanya perlu dimasak untuk mengurangi kandungan sianida ke tingkat yang tidak beracun.
Sementara singkong pahit mengandung lebih banyak racun dan harus diparut, direndam, dan dimasak dengan benar sebelum dikonsumsi.
Rhubarb Sayuran cerah yang sering ditemukan dalam selai dan pai ini ternyata memiliki sisi gelap.
Daunnya, yang tidak boleh digunakan untuk memanggang atau memasak, mengandung asam oksalat.
Mengonsumsi terlalu banyak asam oksalat bisa berakibat fatal meskipun Anda harus makan daun rhubarb dalam jumlah besar (sekitar 5 kg) untuk mati karenanya.
Namun, mengonsumsi dalam jumlah kecil dalam makanan yang tidak disiapkan dengan benar dapat menyebabkan sejumlah gejala tidak nyaman, seperti sensasi terbakar di mulut dan tenggorokan, mual, diare, sakit mata, kesulitan bernapas, dan urin merah.
Asam oksalat juga dapat menyebabkan batu ginjal, merupakan endapan keras mineral dan garam asam yang menempel dalam urin pekat, yang diketahui menyebabkan rasa sakit yang parah, urin keruh, merah, atau berbau busuk, demam, dan kedinginan.
Elderberi Biasa digunakan dalam selai, pai, anggur, teh, sirup, dan suplemen, aman untuk dimakan jika sudah matang dan dimasak dengan benar.
Namun, daun, ranting, dan biji elderberi mengandung tingkat glikosida penghasil sianida yang berpotensi fatal (glikosida sianogenik).
Jika tidak sepenuhnya matang atau disaring dengan benar saat diproses, maka dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare parah.
Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, maka glikosida dapat menyebabkan kejang, koma, atau bahkan kematian.
Anda harus minum hingga lima gelas untuk berada dalam bahaya yang mengancam jiwa.
Tetapi, hanya secangkir produk elderberi yang tidak disiapkan dengan benar dapat menyebabkan penyakit serius.
Kacang merah Kacang merah kaya protein nabati, serat, serta vitamin dan mineral penting.
Namun, baik dalam bentuk mentah atau setengah matang, kacang juga kaya fitohaemagglutinin, sejenis lektin yang beracun.
Fitohaemagglutinin dapat merusak dinding usus dan mencegahnya menyerap nutrisi dengan baik.
Gejala keracunan mungkin termasuk diare, sakit perut, muntah, dan sakit kepala.
Kacang merah kering harus disiapkan dengan benar, seperti perendaman selama beberapa jam dan perebusan setidaknya selama 10 menit agar aman dikonsumsi.
Faktanya, berdasarkan pernyataan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), memasak kacang merah kering selama kurang dari 10 menit pada suhu berapa pun kurang dari mendidih sebenarnya dapat meningkatkan toksisitas lima kali lipat.