Gunung Marapi di Sumatera Barat berpotensi mengalami erupsi freatik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG merekomendasikan agar masyarakat di sekitar gunung api itu dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan kegiatan atau berada pada radius tiga kilometer dari kawah atau puncak gunung.
“Ancaman bahaya untuk saat ini berupa lontaran material kawah dan abu yang berpotensi melanda wilayah dengan radius tiga kilometer dari pusat erupsi Kawah Verbeek,” kata Koordinator Mitigasi Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada, secara tertulis, Jumat 2 September 2022.
Dasar dari potensi itu adalah perkembangan aktivitas Gunung Marapi hingga 1 September 2022 pukul 24.00 WIB.
Catatannya yaitu, telah terjadi kecenderungan inflasi dari data deformasi atau Tiltmeter untuk stasiun sekitar puncak, juga kecederungan deflasi atau pengempisan pada bagian lereng.
Lalu, data gempa cenderung fluktuatif dan didominasi oleh yang berasosiasi dengan aktivitas hidrotermal.
Yang juga diperhitungkan PVMBG adalah, secara visual, aktivitas letusan tidak teramati selama delapan bulan terakhir dan hanya didominasi oleh embusan dengan ketinggian 50-100 meter di atas puncak.
Status gunung api di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, itu kini berada pada level II atau Waspada.
Status itu melekat sejak 3 Agustus 2021.
Sedang berdasarkan pantauan visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api di Bukittinggi, aktivitas vulkanik Gunung Marapi berfluktuasi sejak Januari 2022.
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual, maupun instrumental hingga Jumat, 2 September 2022, pukul 12.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Marapi masih tetap pada Level II atau Waspada.